LAPORAN HASIL PENGAMATAN KARAWITAN DI INSTITUT SENI INDONESIA
Apresiasi Karya Baru Karawitan
Dosen Pengampu: Bapak Waluyo Sastro Sukarno
Disusun oleh:
Nama : Linda Feronika
NIM : A510120181
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memilikia fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis bagi bangsa Indonesia.
Karawitan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing
Suhastjarja (1984) mendefinisikan seni karawitan adalah musik Indonesia yang berlaras non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain.
Untuk lebih jelasnya pengampu mata kuliah karawitan telah menugaskan untuk menonton pagelaran music di Institut Seni Indonesia yang ditampilkan oleh mahasiswa yang mengikuti ujian pada tanggal 16 April 2014 yang bertemakan Apresiasi Musik Baru Karawitan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada
acara malam itu ada enam sajian musical yang di tampilkan, penyaji musical yang
mengisi adalah para peserta ujian/ mahasiswa dari Institut Seni Indonesia.
Sajian-sajian tersebut antara lain sebagai berikut.
Sajian
pertama digarap oleh Arna Saputra yang berjudul “KLUTHEKAN”. Ada 10 pemain yang
mengisi pada sajian pertama tersebut yaitu empat pemain music dari botol kaca
yang ditiup berbeda-beda resonansinya. Ada yang berbunyi besar dan ada yang
berbunyi kecil membuat warna suara yang berbeda-beda dan sangat indah. Ada juga
suara dari gelas yang dibentur-benturkan,suara dari pemain yang bercakap-cakap
dan suara goreng yang menambah riuh suasana panggung. Selain musical, para
pemain juga menyajikan sebuah drama pendek dan sederhana yang dimainkan oleh
enam orang. Dua orang sebagai penjual tahu kupat dan empat orang sebagai
pembelinya. Drama yang diusung sangatlah menarik yaitu dari kehidupan
sehari-hari dan ada di sekitar kita. Kluthekan sendiri dapat diartikan suatu
bentuk bunyi-bunyian yang gaduh dan berisik.tapi dalam sajian tersebut dikemas
secara menarik dan apik sebagai suatu seni yang dapat dinikmati oleh orang
awam.
Sajian
kedua digarap oleh Jasno yang berjudul “TRENYUH” . Ada 7 orang pemain yang
menyajikan musical tersebut. Music yang dihasilkan merupakan variasi musik dari
gamelan dan alat-alat yang dihasilkan sendiri. Instrument gamelanyang digunakan
adalah bonang, kempyang, dan rebab. Sedangkan alat music lainnya adalah kajon,
gitar, bel,senar yang di tarik, dan alat msik dari bamboo yang diisi dengan
biji-bijian sebagai penghasil efek air mengalir.
Sajian
ketiga digarap oleh Kukuh yang berjudul “RONDHO” . alat music yang digunakan
kebanyakan alat music tradisional yaitu seruling, kendang, bonang, kempyak.
Tempo yang digunakan cepat lalu lambat dan dipercepat lagi. Dalam sajian ini
terdapat penyanyi yang menyanyikan sebuah lagu yang menggambarkan judul
tersebut.
Sajian
keempat digarap oleh Suyo yang berjudul “NGEDABLUK” yang berarti bicara yang
tidak ada artinya. Alat music yang digunakan adalah alat music tradisional
yaitu bonang,gong,balungan dan seruling. Tempo yang digunakan lambat lalu
sedang dan kemudian cepat.dalam musiknya ada pengulangannya.
Sajian
kelima digarap oleh Toni yang berjudul “KASMARAN”. Alat musik yang digunakan
gabungan antara tradisional dan modern. Alat music tradisional seperti
kendang,gong, bonang, dan kempyak. Alat music modern seperti biola dan gitar.
Tempo yang digunakan adalah tempo lambat lalu sedang kemudian cepat. Yang
disajikan berupa lagu dan music. Terdapat beberapa pengulangan music dan pada
saat penutup music semakin lama semakin mengecil.
Sajian
keenam digarap oleh Udin yang berjudul “LEWAT BELAKANG” . Sajian yang merupakan
akhir dari pentas tersebut mengusung music modern. Dalam pembukaan atau awal
pertunjukan diawali dengan ahaya korek api yang dinyalakan lalu dimatikan
secara bergantian. Sumber bunyi yang dihasilkan berupa bunyi dari tong yang
dipukul. Wajan yang d gesek-gesekkan, gerindra yang mengeluarkan cahaya, dan
alat-alat music tradisional yang digunakan berupa rebab, balungan, kecapi, dan
bonang. Tempo yang digunakan yaitu tempo lambat,cepat,lambat,lalu cepat lagi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa sajian yang di tampilkan
pada tanggal 16 April 2014 tersebut dapat disimpulkan bahwa Karawitan mempunyai
fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual.
Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan
sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional
timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam
suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan
dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa
berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa
halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus
gendhing-gendhing. Karawitan juga dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan
zaman. Seperti pada instrumennya, karawitan modern menggunakan campuran alat
musik seperti gitar,biola,piano,drum,dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini membuktikan bahwa karawitan juga mengalami perkembangan yang pesat.
Dalam sajian-sajian
tersebut juga menampilkan unsure-unsur yang diolah seperti tempo (cepat lambat
musik), tinggi rendah nada, warna suara,dan sebagainya. Selain music dan lagu,
karawitan yang di sajikan juga dimodifikasi atau digabungkan dengan drama dan
tari.sehingga menambah daya tarik sajian tersebut dan dapat dinikmati serta
makna yang tersirat dapat tersampaikan pada penonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar