Jumat, 09 Mei 2014

LAPORAN HASIL PENGAMATAN KARAWITAN DI INSTITUT SENI INDONESIA

LAPORAN HASIL PENGAMATAN KARAWITAN DI INSTITUT SENI INDONESIA
Apresiasi Karya Baru Karawitan
Dosen Pengampu: Bapak Waluyo Sastro Sukarno


Disusun oleh:
    Nama : Linda Feronika
NIM : A510120181


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memilikia fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis bagi bangsa Indonesia.
Karawitan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing
Suhastjarja (1984) mendefinisikan seni karawitan adalah musik Indonesia yang berlaras non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain.
Untuk lebih jelasnya pengampu mata kuliah karawitan telah menugaskan untuk menonton pagelaran music di Institut Seni Indonesia yang ditampilkan oleh mahasiswa yang mengikuti ujian pada tanggal 16 April 2014 yang bertemakan Apresiasi Musik Baru Karawitan.

BAB II
PEMBAHASAN
Pada acara malam itu ada enam sajian musical yang di tampilkan, penyaji musical yang mengisi adalah para peserta ujian/ mahasiswa dari Institut Seni Indonesia. Sajian-sajian tersebut antara lain sebagai berikut.
Sajian pertama digarap oleh Arna Saputra yang berjudul “KLUTHEKAN”. Ada 10 pemain yang mengisi pada sajian pertama tersebut yaitu empat pemain music dari botol kaca yang ditiup berbeda-beda resonansinya. Ada yang berbunyi besar dan ada yang berbunyi kecil membuat warna suara yang berbeda-beda dan sangat indah. Ada juga suara dari gelas yang dibentur-benturkan,suara dari pemain yang bercakap-cakap dan suara goreng yang menambah riuh suasana panggung. Selain musical, para pemain juga menyajikan sebuah drama pendek dan sederhana yang dimainkan oleh enam orang. Dua orang sebagai penjual tahu kupat dan empat orang sebagai pembelinya. Drama yang diusung sangatlah menarik yaitu dari kehidupan sehari-hari dan ada di sekitar kita. Kluthekan sendiri dapat diartikan suatu bentuk bunyi-bunyian yang gaduh dan berisik.tapi dalam sajian tersebut dikemas secara menarik dan apik sebagai suatu seni yang dapat dinikmati oleh orang awam.
Sajian kedua digarap oleh Jasno yang berjudul “TRENYUH” . Ada 7 orang pemain yang menyajikan musical tersebut. Music yang dihasilkan merupakan variasi musik dari gamelan dan alat-alat yang dihasilkan sendiri. Instrument gamelanyang digunakan adalah bonang, kempyang, dan rebab. Sedangkan alat music lainnya adalah kajon, gitar, bel,senar yang di tarik, dan alat msik dari bamboo yang diisi dengan biji-bijian sebagai penghasil efek air mengalir.
Sajian ketiga digarap oleh Kukuh yang berjudul “RONDHO” . alat music yang digunakan kebanyakan alat music tradisional yaitu seruling, kendang, bonang, kempyak. Tempo yang digunakan cepat lalu lambat dan dipercepat lagi. Dalam sajian ini terdapat penyanyi yang menyanyikan sebuah lagu yang menggambarkan judul tersebut.
Sajian keempat digarap oleh Suyo yang berjudul “NGEDABLUK” yang berarti bicara yang tidak ada artinya. Alat music yang digunakan adalah alat music tradisional yaitu bonang,gong,balungan dan seruling. Tempo yang digunakan lambat lalu sedang dan kemudian cepat.dalam musiknya ada pengulangannya.
Sajian kelima digarap oleh Toni yang berjudul “KASMARAN”. Alat musik yang digunakan gabungan antara tradisional dan modern. Alat music tradisional seperti kendang,gong, bonang, dan kempyak. Alat music modern seperti biola dan gitar. Tempo yang digunakan adalah tempo lambat lalu sedang kemudian cepat. Yang disajikan berupa lagu dan music. Terdapat beberapa pengulangan music dan pada saat penutup music semakin lama semakin mengecil.
Sajian keenam digarap oleh Udin yang berjudul “LEWAT BELAKANG” . Sajian yang merupakan akhir dari pentas tersebut mengusung music modern. Dalam pembukaan atau awal pertunjukan diawali dengan ahaya korek api yang dinyalakan lalu dimatikan secara bergantian. Sumber bunyi yang dihasilkan berupa bunyi dari tong yang dipukul. Wajan yang d gesek-gesekkan, gerindra yang mengeluarkan cahaya, dan alat-alat music tradisional yang digunakan berupa rebab, balungan, kecapi, dan bonang. Tempo yang digunakan yaitu tempo lambat,cepat,lambat,lalu cepat lagi.






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
      Dari beberapa sajian yang di tampilkan pada tanggal 16 April 2014 tersebut dapat disimpulkan bahwa Karawitan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing. Karawitan juga dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti pada instrumennya, karawitan modern menggunakan campuran alat musik seperti gitar,biola,piano,drum,dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Hal ini membuktikan bahwa karawitan juga mengalami perkembangan yang pesat.
Dalam sajian-sajian tersebut juga menampilkan unsure-unsur yang diolah seperti tempo (cepat lambat musik), tinggi rendah nada, warna suara,dan sebagainya. Selain music dan lagu, karawitan yang di sajikan juga dimodifikasi atau digabungkan dengan drama dan tari.sehingga menambah daya tarik sajian tersebut dan dapat dinikmati serta makna yang tersirat dapat tersampaikan pada penonton.